Kamis, 15 Maret 2018

tauhid Mulkiyah

Menegakkan dan menguasai hari pembalasan[sunting | sunting sumber]

Tidak ada keraguan bahwa Allah akan menegakkan hari kiamat, memusnahkan dunia dan membangkitkan kembali manusia. Pada hari itu, kekuasaan sepenuhnya di tangan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Furqan ayat 26:
“Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu), satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir.”
Serta disebutkan pula dalam Al-Quran surat Ghafir ayat 16-17:
“(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur), tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.”

Menyelesaikan semua urusan[sunting | sunting sumber]

Tentang keesaan Allah dalam hal kembalinya segala urusan untuk diputuskan, disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 210:
“Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.”
Serta yang utama adalah memutuskan perselisihan dalam perkara agama, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Jatsiyah ayat 17:
“Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama), maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya.”

Menegakkan keadilan, membuat perhitungan dan membalas semua perbuatan[sunting | sunting sumber]

Tentang keesaan Allah dalam memberi hukuman dan perhitungan, disebutkan dalam Al-Quran surat Al-An’am ayat 62:
“Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum hanya kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.”
Tentang keesaan-Nya dalam memberi balasan, pahala dan pertolongan, disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 44:
“Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.”

Konsekuensi[sunting | sunting sumber]

Tanda seseorang beriman kepada tauhid mulkiyah adalah ikhlas mengharapkan ampunan dan balasan hanya kepada Allah. Sebab tidak ada yang dapat memberikan kebaikan dan keselamatan di akhirat kecuali Allah. Serta tidak ada satupun makhluk yang mampu memberi pertolongan tanpa izin dari-Nya. Adapun di antara dalil-dalilnya yaitu :
  • “Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? (Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai (Nya).” (QS. An-Najm : 24-26)
  • “Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.” (QS. Al-Insan : 9-10)

Kedudukan tauhid mulkiyah dalam Islam[sunting | sunting sumber]

Tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar. Semua cabang keimanan berasal dari tauhid dan kembali menuju kepadanya. Tauhid diibaratkan batang utama sebuah pohon di mana cabang-cabang lain berasal darinya. Dalam sebuah hadits disebutkan yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah:
“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Cabang paling utamanya adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.”
Setiap bagian tauhid memiliki kedudukan masing-masing termasuk tauhid mulkiyah. Dimana tauhid asma wa sifat sebagai latar belakang penciptaan manusia, tauhid rububiyah sebagai modal bagi manusia, tauhid uluhiyah sebagai tugas bagi manusia sedangkan tauhid mulkiyah sebagai balasan bagi manusia.
Dalil yang menunjukkan tentang balasan bagi orang yang bertauhid dan tidak, contohnya :
  • “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar (surga). Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.” (QS. Al-Maidah : 9-10)
  • “Barangsiapa yang mati tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka ia wajib masuk surga. Dan barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka ia wajib masuk neraka.” (HR. Muslim dari Jabir)

Bukti adanya tauhid mulkiyah[sunting | sunting sumber]

Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa tauhid mulkiyah merupakan salah satu dari empat bagian tauhid di antaranya:

Al-Quran surat Al-Fatihah ayat 2-5[sunting | sunting sumber]

Disebutkan dalam ayat tersebut :
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”
Pada surat ini, disebutkan keempat tauhid secara lengkap yaitu tauhid rububiyahasma wa sifat, mulkiyah dan uluhiyah.

Al-Quran surat An-Nas ayat 1-3[sunting | sunting sumber]

Disebutkan dalam ayat tersebut :
“Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.”
Pada surat ini disebutkan tiga tauhid yaitu rububiyah, mulkiyah dan uluhiyah.

Bacaan dzikir[sunting | sunting sumber]

Dzikir dan shalawat adalah penyempurna dan penguat syahadat. Hubungan zikir-shalawat dengan syahadat seperti shalat sunah dengan shalat wajib, sedekah dengan zakat, puasa sunah dengan puasa wajib serta umrah dengan haji. Dzikir adalah ucapan yang diperbanyak dalam rangka menguatkan syahadat terutama keimanan terhadap tauhid asma wa sifat, rububiyah, mulkiyah dan uluhiyah. Contohnya:
  • Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah: “Niscaya kalau saya mengucapkan “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar” (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar), maka itu adalah lebih saya sukai daripada apa saja yang matahari terbit atasnya (dunia dan seisinya)." Dimana ucapan “subhanallah” (Maha Suci Allah) adalah pengakuan tauhid asma wa sifat. Ucapan “alhamdulillah” (segala puji bagi Allah) adalah pengakuan tauhid rububiyah. Ucapan “la ilaha illallah” (tiada tuhan selain Allah) adalah pengakuan tauhid uluhiyah. Sedangkan ucapan “Allahu akbar” (Allah Maha Besar) adalah pengakuan tauhid mulkiyah yang berarti Allah lebih pantas ditakuti dan diharapkan balasannya.
  • Demikian pula dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah: “Barangsiapa yang membaca “Subhanallah” (Maha Suci Allah) setiap selesai shalat sebanyak 33 kali dan membaca “Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah) sebanyak 33 kali dan “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar) sebanyak 33 kali dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca “La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai’in qadir” (Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan pujian dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka diampunkan untuknya kesalahannya, sekalipun banyaknya seperti buih lautan." Dimana ucapan “la ilaha illallahu wahdahu la syarikalah” (Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya) adalah pengakuan tauhid uluhiyah. Ucapan “lahul mulku” (bagi-Nya semua kerajaan) adalah pengakuan tauhid mulkiyah. Ucapan “lahul hamdu” (bagi-Nya semua pujian) adalah pengakuan tauhid rububiyah. Serta ucapan “wa huwa 'ala kulli syai’in qadir” (dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) adalah pengakuan tauhid asma wa sifat.
  • Serta dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad dari Abu Barzah Al-Aslami ia berkata : “Jika Rasulullah SAW hendak bangun dari suatu majelis dia membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika (Maha suci Engkau Ya Allah, dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi tiada tuhan selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu). Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Dia menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” Di mana ucapan “subhanakallahumma” (Maha suci Engkau Ya Allah) adalah pengakuan tauhid asma wa sifat. Ucapan “wabihamdika” (segala puji bagi-Mu) adalah pengakuan tauhid rububiyah. Ucapan “asyhadu alla ilaha illa anta” (aku bersaksi tiada tuhan selain Engkau) adalah pengakuan tauhid uluhiyah. Serta ucapan “astaghfiruka wa atubu ilaika” (aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu) adalah pengakuan tauhid mulkiyah.

Rukun Iman[sunting | sunting sumber]

Rukun iman yang enam mencakup keempat jenis tauhid, yaitu :
  • Beriman kepada Allah mencakup semua tauhid secara umum dan tauhid asma wa sifat secara khusus. Di mana tauhid asma wa sifat sebagai latar belakang tauhid lainnya.
  • Beriman kepada malaikat, kitab dan rasul adalah bagian tauhid uluhiyah.
  • Beriman kepada hari akhir adalah bagian dari tauhid mulkiyah.
  • Beriman kepada takdir Allah adalah bagian dari tauhid rububiyah.

Inti keimanan[sunting | sunting sumber]

Inti keimanan adalah seseorang ibadah kepada Allah dengan tunduk ikhlas dan tawakal kepada-Nya. Di mana ibadah merupakan pengagungan kepada Allah yang merupakan konsekuensi dari tauhid asma wa sifat. Tunduk adalah konsekuensi dari tauhid uluhiyah dan beriman kepada malaikat, kitab dan rasul. Ikhlas adalah konsekuensi dari tauhid mulkiyah dan beriman kepada hari akhir. Sedangkan tawakal adalah konsekuensi dari tauhid rububiyah dan keimanan kepada takdir Allah.

Syarat diterimanya amal[sunting | sunting sumber]

Ada 3 syarat diterimanya amal seseorang yaitu ikhlas, mutaba’ah (tunduk kepada petunjuk Allah) dan tawakal (beriman kepada takdir). Dalil-dalilnya antara lain:
  • “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab)
  • “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah)
  • “Seandainya engkau menginfaqkan emas di jalan Allah sebesar Gunung Uhud, tidaklah Allah akan menerima infaq tersebut darimu sampai engkau beriman dengan takdir, dan ketahuilah bahwa apa yang (ditakdirkan) menimpamu maka tidak akan luput darimu, sedang apa yang (ditakdirkan) tidak menimpamu maka tidak akan menimpamu, kalau seandainya engkau mati dalam keadaan mengimanai selain ini (tidak beriman dengan takdir), niscaya engkau masuk neraka.” (HR. Ahmad dari Ubay bin Ka’ab, Hudzaifah, Ibnu Mas’ud, Zaid bin Tsabit)

Jenis kekafiran[sunting | sunting sumber]

Ada 3 jenis kekafiran yaitu kafir, musyrik dan munafik. Orang kafir adalah orang yang tidak mau tunduk kepada Allah dan batal tauhid uluhiyahnya. Orang musyrik adalah orang yang bertawakal kepada makhluk lain selain Allah dan batal tauhid rububiyahnya. Adapun orang munafik adalah orang yang tidak ikhlas hidupnya (untuk Allah dan akhirat) dan batal tauhid mulkiyahnya.

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Di tengah umat Islam terjadi kontroversi tentang adanya tauhid mulkiyah. Secara garis besar ada 4 kelompok yang berbeda pendapat.
  • Kelompok pertama adalah yang menolak adanya pembagian tauhid secara menyeluruh. Kelompok ini berpendapat bahwa pembagian tauhid adalah bid’ah. Sebab tidak ada pada zaman kenabian. Namun pendapat mereka dibantah oleh kelompok lainnya bahwa pembagian ini bukan bid’ah sebab sebatas penyusunan ilmu saja.
  • Kelompok kedua adalah yang menetapkan tauhid mulkiyah sebagai keesaan Allah dalam kerajaan dan kekuasaan di dunia serta kewajiban berhukum hanya dengan hukum Allah.
  • Kelompok ketiga adalah yang menetapkan tauhid hanya rububiyah, uluhiyah dan asma wa sifat tanpa tauhid mulkiyah. Kelompok ini berpendapat penetapan tauhid mulkiyah oleh kelompok kedua adalah salah. Sebab tauhid mulkiyah yang ditetapkan kelompok kedua telah tercakup pada tauhid rububiyah dan uluhiyah.
  • Kelompok keempat adalah yang menetapkan tauhid mulkiyah sebagai keesaan Allah dalam segala perbuatan-Nya di akhirat. Kelompok ini memisahkan antara tauhid mulkiyah dengan tauhid rububiyah. Sehingga tauhid rububiyah lebih dikhususkan sebagai keesaan Allah dalam segala perbuatan-Nya di dunia. Kelompok keempat ini memandang penjabaran tauhid rububiyah oleh kelompok kedua dan ketiga lebih cenderung pada perbuatan Allah di dunia. Serta kurang menjelaskan perbuatan Allah lainnya terutama di akhirat nanti.

Cara Memasang Jadwal Waktu Sholat di Blog


Setelah sebelumnya kami postingkan cara menambah gadget/ widget yang disediakan blogger, untuk kali ini kami masih membahas tentang menambah gadget/widget diblog  tapi dari pihak ke 3. Adapun gadget/widget yang akan kami sampaikan adalah gadget/widget  Jadwal Sholat. Bagi anda yang notabene muslim, gadget ini sangat butuhkan diblog anda untuk  mengingatkan kepada para pengunjung blog anda agar  tidak terlalu terlena ketika membaca berbagai artikel di blog.

Berikut kami sampaikan langkah-langkah menambahkan gadget jadwal sholat di blog.
1.       Pertama kali yang harus kita harus punya kode Html untuk jadwal sholat. Kita bisa mengambil dari penyedia gadget Jadwal Sholat. Untuk kali ini kami contohkan mengambil kode disini


2.       Sebaiknya jangan langsung ambil kode Html yang ada, karena kita belum menentukan jadwal sholat itu untuk kota mana. Maka kita kebawah sampai ada Search untuk kita isi dengan kota yang kita inginkan.

3.       Kalau sudah, kita tinggal pilih bentuk yang akan kita pasang diblog. Kopi Kode Htmlnya di note pad atau microsoftword dulu dan simpan.

4.       Setelah mendapatkan kode Html Jadwal Sholat, selanjutnya kita masuk ke akun blogger dan pilih blog yang akan kita tambah widget/Gadget Jadwal Sholat.

5.       Setelah muncul halaman pengaturan blok, Pilih Tata Letak


6.       Selanjutnya akan muncul halaman pengaturan tata letak, kita pilih Tambahkan Gadget.

7.       Kemudian akan muncul kotak Tambahkan Gadget, kita pilih HTML/ Java Script

8.       Maka akan muncul kota isian, untuk kolom judul kami contohkan “JADWAL SHOLAT KOTA KUDUS”. Karna kami berasal dari kota Kudus. Dan kolom konten isi dengan kopian kode Html yang telah disimpan sebelumnya. Kemudian klik simpan.

9.       Bila berhasil, maka gadget Jadwal Sholat akan muncul di halaman pengaturan tata letak. Selanjutnya simpan setelan dan lihat blog.

10.   Dan akhirnya gadget Jadwal Sholat akan muncul di blog anda.

Senin, 22 Januari 2018


  1. 11 Tips Menjadi Wanita Sholehah menurut Islam  
  2.                Wanita adalah makhluk yang paling dilindungi dalam agama Islam. Posisi wanita dalam Islam sangat ditinggikan dan dimuliakan, terlebih lagi jika sang wanita selalu menunjukkan bahwa dirinya selalu berusaha menjadi orang yang sholehah. Segala keistimewaan termasuk pahala dan surga telah dijanjikan kepada wanita sholehah. Syarat unuk menjadi seorang wanita yang sholehah tidak banyakatau menyulitkan. Seorang wanita hanya perlu melakukan dua hal untuk menjadi wanita yang sholeha, yaitu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan taat kepada suaminya.

ads
Apabila kedua hal itu dapat dilakukan dengan ikhlas oleh seorang wanita, maka ia sudah bisa disebut sebagai  wanita yang sholeha. Pada kenyataannya, agar bisa menjadi wanita yang sholeha ada banyak aspek yang perlu diperbaiki dalam perilaku seorang wanita. Hal itu terutama dalam perilaku kesehariannya yang mencerminkan ketaatannya kepada Allah, Rasul dan suami. Taat kepada suami juga merupakan salah satu kewajiban wanita setelah menikah. Lalu, apakah yang harus dilakukan agar menjadi wanita yang sholeha? Beberapa tips berikut ini mungkin bisa membantu Anda dalam membentuk pribadi wanita sholeha bagi diri sendiri:
1. Menjaga Ibadahnya
Seorang wanita yang sholeha tahu tujuan hidup dalam Islam adalah untuk beribadah kepada Allah, dengan begitu dia juga akan menjaga kekhusyukannya dalam beribadah terutama untuk menjalankan shalat lima waktu, berpuasa, memperdalam Al qur’an dan Hadits, dan sebagainya. Dengan menjaga ketaatan kepada Allah dengan beribadah, kadar keimanan seorang wanita akan terangkat sehingga ia mampu menjadi seorang wanita yang sholeha.
2. Menutup aurat
Aurat bagi wanita Islam adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah, telapak serta punggung dan jari tangan dan kaki. Sesuai ajaran dalam Al qur’an, wanita muslim harus menutup auratnya dengan baik dari pandangan laki – laki yang bukan muhrimnya. Dengan selalu menjaga aurat, maka laki – laki muslim juga akan mencari cara memikat hati wanita sholeha yang benar serta cara mendekati wanita muslimahdengan sukses karena mereka menghormati wanita yang sholeha.
3. Selalu bersyukur
Wanita yang sholeha akan selalu bersyukur akan apapun yang diperolehnya dalam hidup. Karena itu jika ingin merintis jalan menjadi wanita sholeha, usahakanlah untuk selalu bersyukur dalam menjalani hidup. Apapun yang terjadi dalam hidup Anda, syukuri dan nikmatilah sebagai pelajaran hidup yang diberikan Allah. Bersyuur bukan hanya pada pengalaman hidup ang menyenangkan saja. Pengalaman hidup yang kurang menyenangkan juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas diri kita, dan dapat menjadi cara menghindari sifat takabur serta cara menghilangkan sifat sombong dan cara menghilangkan sifat angkuh sebagai seorang wanita.
4. Murah hati
Menjadi wanita yang murah hati dan senang bersedekah juga merupakan salah satu jalan untuk membentuk pribadi wanita Sholeha pada diri Anda. Bersikap murah hati dapat didasarkan pada rasa empati yang besar kepada orang lain yang lebih membutuhkan daripada diri kita. Jika selama ini Anda kurang bersedekah, cobalah berbagai cara menjadi pribadi yang baikdan benar agar menjadi sholeha, salah satunya dengan membiasakan diri bersedekah.

5. Menjaga diri
Selalu berusaha menjaga diri dengan baik terutama dalam pergaulan dengan lawan jenis merupakan salah satu cara untuk menjadi wanita sholeha. Menjaga diri dengan menghindari untuk berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, dapat menjadi cara menghindari fitnah serta cara menghindari perilaku fitnah terhadap diri Anda.
6. Menjaga pandangan mata
Wanita yang sholeha selalu tahu cara menjaga pandangan mata kepada lawan jenis yang bukan muhrimnya. Usahakanlah untuk menjaga pandangan mata Anda terhadap lawan jenis, karena sebenarnya memandang lawan jenis itu dapat menimbulkan berbagai macam pikiran yang mengarah ke perbuatan zina, walaupun hanya zina secara pandangan. Dengan menjaga pandangan, Anda juga dapat mendapatkan cara menjaga hati sebelum menikah.
7. Memelihara kewajiban kepada suami
Jika Anda telah menikah, selalu usahakan untuk memelihara kewajiban Anda terhadap suami. Bentuknya bisa banyak, seperti menyiapkan makanan, pakaian suami, menaati kata – kata suami, tidak cemberut kepada suami, dan banyak lagi yang lainnya. Memelihara kewajiban kepada suami adalah cara untuk menjadi wanita yang baik.
8. Pintar bergaul
Bergaul juga bagian dari ibadah, karena itu cobalah untuk memperluas pergaulan Anda. Dengan pergaulan yang luas orang akan menerima keberadaan kita. Apabila memiliki banak kenalan, Anda dapat bergaul dengan semua orang dan turut menyebarkan nilai – nilai agama Islam dalam keseharian. Jika Anda bukan seorang yang pintar bergaul, maka lakukan cara merubah kepribadian agar menjadi orang yang mudah berbaur. Karena pergaulan juga sangat penting untuk mempelajari agama lebih dalam supaya menjadi seorang wanita sholeha.
9. Teguh pendirian
Untuk menjadi seorang wanita yang sholeha, Anda harus memiliki pendirian yang teguh dan tidak mudah terpengaruh kepada hal yang menjauhi ajaran agama. Jangan sampai ketika Anda sudah memantapkan hati untuk lebih dalam lagi mempelajari agama, namun datangnya godaan dari lingkungan lama membuat Anda mengurungkan niat tersebut.
10. Menjaga tutur kata
Seorang wanita yang sholeha akan selalu menjaga tutur kata serta perbuatannya agar tetap sesuai dengan ajaran Allah. Ingatlah untuk selalu menjaga setiap ucapan yang keluar dari mulut Anda agar tetap penuh kesantunan serta kesopanan sesuai dengan ajaran Qur’an dan Hadits. Wanita sholeha tahu cara menjaga perasaan orang lain dengan tidak bergosip, menjelekkan orang lain, ataupun berkata kasar dan menyakitkan hati orang lain.
11. Menjaga kehormatan keluarga
Ketika belum menikah, seorang wanita sholeha mempunyai kewajiban untuk tahu cara menghormati orang tuanya. Ketika sudah menikah dan kewajiban tersebut beralih kepada suami, Anda tetap harus mengetahui apa saja kewajiban anak perempuan terhadap orang tua setelah menikah. Jika ingin menjadi seorang wanita sholeha, maka kewajiban terhadap orang tua pun tidak boleh terlupakan.
Wanita yang sholeha adalah seorang wanita yang hebat karena bisa menyeimbangkan antara ketaatannya kepada Allah dan Rasul dengan ketaatan terhadap suaminya. Konon di balik seorang pria yang sukses ada seorang wanita yang hebat. Karena itulah untuk menjadi seorang wanita yang sholeha harus mempunyai pikiran yang kuat agar bisa menjadi tiang yang menopang kehidupan bersama suami dan kehidupan beragama serta kehidupan berkeluarganya dengan kokoh.
Foto-foto teman, keluarga, binatang peliharaan, dan kenangan lainnya, yang ditempel pada papan
 TOPIK UTAMA

Cara Menjadi Sahabat yang Baik

PADA 25 Desember 2010, seorang wanita berusia 42 tahun di Inggris memasang pesan bunuh diri di sebuah situs jejaring sosial yang terkenal. Pesannya itu terlihat seperti seruan minta tolong. Meski wanita itu punya lebih dari seribu ”teman” di situs tersebut, tak seorang pun membantunya. Besoknya, polisi menemukan jasadnya. Dia sengaja minum obat sampai overdosis.
Sekarang, teknologi modern membuat kita bisa memiliki ratusan, bahkan ribuan, ”teman” di situs pertemanan dengan hanya menambahkan nama mereka ke daftar kontak kita. Dan, kalau kita ingin mengakhiri sebuah ”pertemanan”, kita hanya perlu menghapus nama seseorang dari daftar itu. Namun, kejadian tragis wanita Inggris itu menyingkapkan kenyataan yang mengejutkan—banyak orang belum bisa menemukan sahabat sejati. Bahkan, sebuah survei baru-baru ini menunjukkan bahwa meski kini kita bisa berteman dengan lebih banyak orang, jumlah teman kita yang benar-benar akrab telah berkurang.
Seperti kebanyakan orang, Anda mungkin setuju bahwa punya sahabat yang baik itu penting. Anda mungkin juga merasa bahwa menjadi seorang sahabat tidak cukup hanya dengan mengklik sebuah link di layar komputer atau smartphone. Sahabat seperti apa yang Anda cari? Bagaimana Anda bisa menjadi sahabat yang baik? Apa yang perlu kita lakukan untuk menjalin persahabatan yang bertahan lama?
Bacalah empat prinsip di bawah ini, dan cari tahu bagaimana nasihat Alkitab yang praktis bisa membantu Anda menjadi sahabat yang baik.

 1. Tunjukkan Kepedulian yang Tulus

Persahabatan sejati butuh komitmen. Dengan kata lain, seorang sahabat yang baik merasa punya tanggung jawab sebagai sahabat Anda, dan benar-benar peduli kepada Anda. Tentu, komitmen bersifat dua arah, dan itu memerlukan upaya keras dan pengorbanan dari kedua pihak. Namun, pengorbanan itu pasti membuahkan hasil. Tanyai diri Anda, ’Apakah saya rela memberikan diri, waktu, dan hal lain yang saya miliki demi teman saya?’ Ingatlah, untuk mendapat sahabat yang baik, Anda sendiri perlu terlebih dahulu menjadi sahabat yang baik.

SAHABAT YANG ORANG CARI

Irene: ”Sama seperti mengurus kebun yang indah, menjalin persahabatan juga butuh banyak waktu dan usaha. Pertama-tama, kita mesti mau jadi sahabat yang baik buat orang lain. Jangan pelit-pelit memperlihatkan kasih sayang dan perhatian. Dan, kita harus rela korbankan waktu kalau sahabat kita butuh bantuan.”
Luis Alfonso: ”Kehidupan zaman sekarang bikin orang jadi mementingkan diri, bukannya mengorbankan diri. Jadi, kalau ada orang yang dengan tulus peduli kepada kita, itu luar biasa.”

APA KATA ALKITAB?

”Sebagaimana kamu ingin orang lakukan kepadamu, lakukan juga demikian kepada mereka. Praktekkanlah hal memberi, dan kamu akan diberi.” (Lukas 6:31, 38) Di ayat ini, Yesus menasihati kita untuk bermurah hati dan tidak mementingkan diri. Dengan bermurah hati, kita bisa memupuk persahabatan. Jika Anda selalu membantu teman Anda tanpa pamrih, dia pasti ingin bersahabat dengan Anda.

2. Jadilah Teman Bicara yang Baik

Persahabatan sejati tidak bisa bertumbuh tanpa komunikasi yang rutin. Maka, kalian perlu berbagi cerita tentang hal-hal yang sama-sama kalian sukai. Dengarkan apa yang sahabat Anda katakan, dan hargai pendapatnya. Kalau cocok, pujilah dia dan beri dia semangat. Kadang, kita mungkin perlu menasihati atau bahkan menegur sahabat kita, dan itu tidak selalu mudah. Tetapi, seorang sahabat yang setia akan berani memberitahukan kesalahan serius sahabatnya dan memberinya nasihat dengan hati-hati.

SAHABAT YANG ORANG CARI

Juan: ”Sahabat sejati harus bisa menyatakan pendapat apa adanya, tapi tidak kesal kalau kita tidak sependapat.”
Eunice: ”Yang paling saya hargai adalah sahabat yang mau menemani dan mendengarkan saya, apalagi kalau saya ada masalah.”
Silvina: ”Sahabat sejati akan berbicara yang sebenarnya demi kebaikan kita, walaupun dia tahu itu tidak enak didengar.”

APA KATA ALKITAB?

”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat berbicara, lambat murka.” (Yakobus 1:19) Sahabat-sahabat yang baik akan saling mendengarkan. Kalau kita terus yang berbicara, kita seolah-olah menunjukkan bahwa pendapat kitalah yang paling penting. Maka, perhatikanlah baik-baik kalau sahabat kita sedang menceritakan isi hatinya dan perasaannya. Dan, jangan tersinggung kalau dia berterus terang kepada Anda. ”Luka-luka yang ditimbulkan oleh seorang yang mengasihi adalah setia,” kata Amsal 27:6.

 3. Jangan Menuntut Kesempurnaan

Semakin akrab kita dengan seorang sahabat, semakin jelas kita melihat kelemahannya. Teman kita memang tidak sempurna, tapi kita juga sama. Karena itu, kita tidak boleh mengharapkan atau menuntut kesempurnaan dari sahabat kita. Sebaliknya, lebih baik kita menghargai kelebihan mereka dan memaklumi kesalahannya.

SAHABAT YANG ORANG CARI

Samuel: ”Kita sering kali menuntut orang lain harus sempurna tapi ke diri sendiri tidak. Jadi, kalau kita sadar kita juga bisa buat salah dan perlu dimaklumi, kita akan lebih rela memaafkan orang lain.”
Daniel: ”Kita perlu terima kenyataan bahwa sahabat kita bisa buat salah. Kalau ada masalah, sebaiknya cepat selesaikan dan lupakan.”

APA KATA ALKITAB?

Wanita yang meminta maaf kepada temannya
Apakah Anda mau memaafkan?Kolose 3:13, 14
”Kita semua sering kali tersandung. Jika seseorang tidak tersandung dalam perkataan, ia adalah manusia sempurna, juga sanggup mengekang seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:2) Kalau kita sadar akan kebenaran sederhana ini, kita bisa lebih memaklumi sahabat kita. Selanjutnya, itu akan membuat kita mengabaikan kekurangan dan kesalahan kecil yang tidak kita sukai. Alkitab berkata, ”Teruslah bersabar seorang terhadap yang lain dan ampuni satu sama lain dengan lapang hati jika ada yang mempunyai alasan untuk mengeluh sehubungan dengan orang lain. . . Tetapi selain semua perkara ini, kenakanlah kasih, sebab itu adalah ikatan pemersatu yang sempurna.”Kolose 3:13, 14.

 4. Perluaslah Pergaulan

Memang benar, kita perlu berhati-hati memilih teman. Tetapi, itu tidak berarti kita berteman hanya dengan yang seumur atau yang memiliki latar belakang tertentu. Jika kita juga berteman dengan orang dari segala usia, budaya, dan kebangsaan, wawasan kita akan semakin luas.

SAHABAT YANG ORANG CARI

Unai: ”Kalau kita hanya berteman dengan orang yang seumur dan sama hobinya, kita seperti terus-terusan memakai pakaian dengan warna kesukaan kita. Meski kita suka sekali warna itu, lama-lama kita akan bosan juga.”
Funke: ”Saya senang memperluas pergaulan dan itu membuat saya makin dewasa. Saya belajar untuk bisa berteman dengan orang dari berbagai umur dan latar belakang. Saya jadi lebih supel dan bisa menyesuaikan diri. Teman-teman saya pun senang.”
Menikmati ramah tamah dengan teman dari berbagai usia dan latar belakang
Apakah Anda mau berteman dengan berbagai macam orang?2 Korintus 6:13

APA KATA ALKITAB?

”Maka, sebagai balasan—aku berbicara seperti kepada anak-anak—kamu juga, bukalah dirimu lebar-lebar.” (2 Korintus 6:13) Alkitab menasihati kita untuk berteman dengan berbagai macam orang. Kalau Anda membuka diri dan punya teman dari beragam latar belakang, hidup Anda akan lebih berwarna, dan Anda pun akan disayangi.

tauhid Mulkiyah

Menegakkan dan menguasai hari pembalasan [ sunting  |  sunting sumber ] Tidak ada keraguan bahwa Allah akan menegakkan hari kiamat, memus...